Minggu, 24 Juli 2011

MODUL MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL”GEOGRAFI” KELAS VIII SEMESTER SATU


Standar Kompetensi     : 3.   Memahami masalah penyimpangan sosial.
Kompetensi Dasar        : 3.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.
Indikator                     : -      Mengidentifikasi penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.
Ø  Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.Memberi contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat. 
           Dalam pergaulanan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Apabila semua angota masyarakat mentaati norma dan aturan tersebut, niscaya kehidupan masyarakat akan tenteram, aman, dan damai. Namun dalam kenyataannya, sebagian dari anggota masyarakat ada yang melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut. Pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyimpangan sosial. Akibat penyimpangan sosial ini memunculkan berbagai permasalahan kehidupan masyarakat yang selanjutnya dikenal dengan penyakit sosial dan penyimpangan sosial.
Ø  PENYAKIT SOSIAL
1.   Pengertian Penyakit Sosial
 Keresahan atau ketidak-tenteraman keidupanan masyarakat. Oleh karena itulah, perjudian, tawuran antar pelajar dan mabuk-mabukan itu dikategorikan sebagai penyakit masyarakat atau penyakit sosial. Sebenarnya penyakit sosial itu tidak hanya perjudian, tawuran antar pelajar dan mabukmabukan saja. Masih banyak perilaku masyarakat yang bisa disebut menjadi virus penyebab penyakit sosial, misalnya: alkoholisme, penyalahgunaan Napza, pelacuran, dan mungkin masih banyak lagi perilaku masyarakat yang bisa menimbulkan keresahan dan mengganggu keteraman masyarakat. Berbagai perilaku masyarakat ini dapat dikategorikan sebagai penyakit sosial, karena dapat menimbulkan keresahan dan ketidak-tenteraman kehidupan masyarakat.
Faktor apa yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit masyarakat tersebut!? Para ahli sosiologi (sosiolog) menyatakan bahwa penyakit sosial itu timbul karena adanya pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap norma dan aturan masyarakat inilah yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. Dengan demikian, pada dasarnya penyakit sosial itu ditimbulkan oleh adanya penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggota masyarakat itu sendiri.


1.      Bentuk-Bentuk Penyakit Sosial

Sebagaimana telah disebutkan, perjudian, tawuran antar pelajar, alkoholisme, penyalahgunaan Napza, pelacuran dikategorikan sebagai penyakit sosial. Bentuk-bentuk
penyakit sosial tersebut menimbulkan dampak negatif bagi invidu yang melakukan dan
masyarakat sekitarnya.

A.       Perjudian
Perjudian merupakan salah satu bentuk penyakit sosial. Perjudian sudah ada di muka
bumi ini beribu-ribu tahun yang lalu. Dalam bermain pun kadang-kadang kita tanpa sadar telah melakukan perbuatan yang mengandung unsur perjudian secara kecil-kecilan. Misalnya, dalam bermain kelereng, lempar dadu, bermain kartu, dan sebagainya siapa yang menang akan mendapatkan hadiah tertentu, yang kalah akan memberikan atau melakukan sesuatu sesuai kesepakatan. Semua itu menunjukkan bahwa dalam permainan tersebut ada unsure perjudian. Ada sesuatu yang dipertaruhkan dalam permainan itu. Dari uraian singkat tadi, lalu apa sebenarnya definisi perjudian itu. Kalian ada yang tahu? Mari cermati definisi perjudian berikut ini. Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap nilai, dengan menyadari adanya sebuah resiko dan harapan terterntu pada peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang belum pasti hasilnya.

       Perjudian merupakan penyakit sosial yang sangat buruk. Kalian pasti sudah tahu bahwa tidak ada orang yang kaya karena berjudi. Justru banyak orang jatuh menjadi miskin karena judi Jenis judi bermacam-macam dari yang bersifat sembunyi-sembunyi sampai yang bersifat terbuka. Yang sembunyi-sembunyi misalnya Togel (totohan gelap), adu ayam jago, permainan kartu dengan taruhan sejumlah uang. Sedangkan judi yang terbuka, misalnya kuis dengan dengan sejumlah hadiah uang atau barang. Perbuatan judi merupakan perilaku yang melanggar terhadap kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pelanggaran ini tidak saja hanya pada adat dan kebiasaan masyarakat, tetapi juga melanggar norma hukum. Bagi individu atau kelompok yang melakukan perjudian, maka akan mendapat sanksi baik oleh masyarakat maupun berupa hukum. Sanksi masyarakat misalnya dikucilkan oleh masyarakat, dipergunjingkan, tidak dihargai dan lain sebagainya. Sedangkan secara hukum perjudian merupakan pelanggaran terhadap KUHP yang harus dipertanggungjawabkan di pengadilan.

A.  Tawuran Antar Pelajar
Para siswa, kalian pasti sering mendengar adanya tawuran di kalangan pelajar. Pada umumnya, tawuran terjadi karena masalah-masalah sepele seperti penghinaan terhadap seseorang, masalah pertemanan, rebutan pacar, akibat narkoba, alkoholisme, dan lain sebagainya. Dari permasalahan antar individu kemudian melebar menjadi solidaritas kelompok yang pada gilirannya menimbulkan tawuran masal. Perkelahian antar pelajar merupakan masalah serius mengingat siswa adalah peserta didik yang harus tunduk pada kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat maupun di sekolah. Terhadap perilaku yang meresahkan ini, maka akan dikenakan sanksi oleh masyarakat, sekolah, ataupun sanksi hukum jika terkait dengan pelanggaran terhadap KUHP. Tawuran antar pelajar adalah perbuatan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh para pelajar. Tugas para pelajar adalah belajar, bukan tawuran atau berkelahi.

B.   Penyalahgunaan Napza
Para siswa, kalian pernah mendengar isitilah Napza? Ayo siapa yang tahu apa itu Napza. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya. Napza merupakan zat atau obat-obatan yang berpengaruh terhadap susunan syaraf atau otak. Apabila disalahgunakan pemakaiannya akan menimbulkan ketagihan atau addiction dan merusak, menimbulkan ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan sekolah.
Para siswa, betapa berbahayanya penyalahgunaan Napza. Orang yang menyalahgunakan Napza, pada umumnya karena rasa keingintahuan dan keinginan untuk mencoba, apakah karena pengaruh pergaulan, pemaksaan, atau kehendak sendiri untuk merasakannya yang pada akhirnya menjadi kebiasaan dan meneruskannya. Akibat yang ditimbulkan sangat kompleks karena Napza dapat merusak kecakapan sosial, kepribadian, pola pikir yang ingin serba cepat, longgarnya norma, dan gangguan fisik seperti tubuh semaik kering, suka gemetaran, dan tidur siang sementara malam hari begadang. Penderita ketergantungan NAPZA akhirnya tidak lagi memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagaimana layaknya orang-orang normal.
Sementara dampak pada fisik tampak sangat jelas seperti tubuh menjadi kurus; muka
pucat, merah, layu, cekung, bibir hitam pucat; tangan dan lengan bekas tusukan jarus seperti
gigitan nyamuk, bengkak dan merah; bicara cadel (tidak jelas); keadaan kurang terurus, kumal dan dekil; serta susah buang air besar dan kecil. Sementara itu keadaan emosi sangat sensitif seperti mudah marah dan sedih; mudah tersinggung; merasa resah dan cemas; perasaan tidak menentu kadang riang kadang murung; merasa rendah diri dan tidak punya keyakinan diri; cepat curiga, merasa malu dan mudah kecewa; serta apabila berjanji mudanh ingkar. Dampak lain yang sangat destruktif adalah pada perubahan pola pikir yang tidak umum, tidak sempurna dan tidak logis; perilaku yang tidak wajar; keadaan sosial yang tidak lagi dengan kecakapan; serta kebiasaan-kebiasaan lain yang jelek seperti mengusap muka, menggarukgaruk kepala, merokok tidak putus-putus, tidur sewaktu duduk, dan lain sebagainya.

Perubahan perilaku yang kelihatan mencolok, antara lain meninggalkan ibadah, suka berbohong, membolos sekolah, suka mencuri, dan seks bebas. Selain itu juga akibat-akibat negatif lain, seperti malas, suka melawan, merusak barang, atau bahkan mencuri. Dapat dibayangkan tatkala anak keluarga miskin menjadi korban barang setan itu, padahal harganya sangat mahal. Dari mana mereka memperoleh uang untuk membelinya kalau tidak melakukan tindak kriminal, seperti mencuri, menodong, merampok, lalu yang wanita menjual diri dan sebagainya.
Dampaknya, Napza telah membuat generasi muda kehilangan masa depan mereka, mengingat penyalahgunaan Napza memiliki dampak yang sangat merusak baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Oleh karena itu sangatlah wajar manakala muncul fakta baru bahwa Napza menimbulkan segudang masalah, baik masalah pelacuran, kriminal, dan bahkan paling berpotensi menularkan penyakit HIV Aids yang akhir-akhir ini sangat merebak dalam masyarakat Indonesia.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang adalah jenis penyakit sosial yang cukup berat. Selain melanggar kode etik masyarakat, perilaku ini juga melanggar hukum. Penggunaan narkotika telah diatur dalam aturan formal sehingga tidak boleh disalahgunakan. Bagi yang menyalahgunakan narkoba, maka akan mendapatkan sanksi hukum sesuai dengan
keterlibatannya dalam penyalahgunaan narkoba tersebut. Dalam hal ini misalnya sebagai produsen, pengedar, maupun pemakai akan mendaptkan hukuman yang berbeda-beda. Sebagai pelajar kita harus berprinsip; “belajar yes, narkoba no”. Kita sebagai generasi muda tentunya tidak ingin kehilangan masa depan bukan? Jika menginginkan hidup sempurna, wajar, dan sukses maka jauhilah narkoba dari kehidupan kita.
A.      Alkoholisme
Alkoholisme adalah orang yang kecanduan minum-minuman keras yang mengandung alkohol dalam dosis yang tinggi. Penggunaan atau konsumsi alkohol, dapat menimbulkan dampak yang sangat merusak baik bagi individu pemakai maupun bagi masyarakat. Dalam alkohol terdapat racun protopalsmik yang mempunyai akibat menekan pada sistem syaraf.
Dengan demikian ketika orang menggunakan atau mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, maka akan mengganggu sistem syarafnya, sehingga tidak mampu mengendalikan diri baik secara psikologis, fisik, maupun sosial. Dampak merusak inilah yang menyebabkan ketika orang mengkonsumsi alkohol akan kehilangan sebagian ingatannya, kemudian melakukan perjudian, pemerkosaan, dan lebih buruk lagi melakukan pembunuhan. Orang-orang yang dalam alkoholisme baik produsen maupun pemakai dikategorikan sebagai penyakit sosial atau melanggar kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

B.       Pelacuran

Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri dengan jalan memperjual belikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks, dengan imbalan pembayaran. Pelacuran adalah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah. Pelacuran adalah perilaku menyimpang dengan tujuan komersial. Perilaku ini melanggar norma, kaidah, dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Bagi yang melakukan pelacuran, tidak saja akan mendapat sanksi dari masyarakat, melainkan pula sanksi agama. Sampai saat ini pelacuran sulit untuk diberantas. Pelacuran merupakan penyakit sosial yang sangat parah dan sampai sekarang sangat sulit untuk dihilangkan. Munculnya berbagai macam penyakit kelamin yang mematikan seperti halnya HIV Aids adalah akibat buruk dari praktek-praktek pelacuran tersebut. Kalian tentunya tidak ingin terkena penyakit yang mematikan tersebut bukan? Maka jauhilah praktek-praktek buruk tersebut dalam kehidupan kalian agar bisa menjadi manusia yang berkepribadian yang disayang oleh semasa manusia dan di sayang Tuhan.

Norma adat pada umumnya melarang pelacuran. Akan tetapi, setiap daerah berbeda peraturannya, dan kebanyakan norma tersebut tidak tertulis. Pelarangan pelacuran pada hukum adat didasarkan pada hal sebagai berikut: tidak menghargai wanita, diri sendiri, dan penghinaan terhadap isteri dan pria yang melacurkan diri, penyakit kotor, dan merugikan orang lain.

Pelacuran menimbulkan beberapa akibat. Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh
pelacuran antara lain sebagai berikut.
1.    Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin.
2.    Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga.
3.    Merusak sendi-sendi moral, hukum, susila dan agama.
4.    Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia lain.
5.    Mendorong terjadinya kriminalitas dan kecanduan barang-barang narkotika.


C.  Korupsi
     Kalian pasti pernah mendengar kata korupsi. Apa itu korupsi? Korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio, atau corrumpere, yang berarti buruk, busuk, rusak, menggoyahkan atau memutarbalikkan. Korupsi merupakan perilaku penyelewengan dari tugas tertentu yang sengaja dilakukan untuk memperoleh keun tungan pribadi atau kelompoknya, baik uang maupun harta kekayaan. Korupsi diartikan juga sebagai perilaku pejabat maupun pegawai yang secara tidak wajar dan tidak sah memperkaya dri atau kelompoknya dengan cara menyalahgunakan kekuasaan atau kedudukan yang dipercayakan kepadanya.
Korupsi meerupakan bentuk penyakit sosial dalam masyarakat. Korupsi dapat dilakukan sendiri ataupun kelompok. Untuk sesaat korupsi nampaknya menguntungkan. Akan tetapi korupsi sangat merugikan kehidupan, baik pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Bentuk-bentuk korupsi antara lain; penyogokan, penggelapan, pemutarbalikan fakta, penipuan, maupun penggunaan uang negara secara tidak semestinya. Ganjaran bagi koruptor (orang yang melakukan korupsi) adalah hukuman penjara, penyitaan kekayaan dan uang hasil korupsi.

Ø PENYIMPANGAN SOSIAL
1.      Pengertian Penyimpangan Sosial
    Para siswa, coba perhatikan perilaku kehidupan orang-orang di sekitarmu! Kamu mungkin akan menemukan perilaku orang-orang yang tidak benar, di samping yaitu perilaku orang-orang yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku. Perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan inilah yang diharapkan oleh masyarakat, sedangkan perilaku yang tidak benar tentu tidak diharapkan oleh masyarakat. Perilaku yang diharapkan masyarakat ini sering disebut konformitas, sedangkan perilaku yang tidak sesuaI dengan harapan norma dan aturan masyarakat disebut penyimpangan sosial. Konformitas dan penyimpangan sosial merupakan dua sisi perilaku masyarakat yang bertentangan.
                        Konformitas cenderung bersifat positif, sedangkan penyimpangan sosial cenderung bersifat negatif. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat tentu ada norma–norma dan aturan yang membatasi perilaku individu maupun kelompok individu. Norma-norma dan aturan itu dimaksudkan agar kehidupan bermasyarakat dapat berjalan dengan teratur, tertib, aman, dan damai. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut. Pelanggaran ini dilakukan oleh individumaupun kelompok individu yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. Dari uraian tersebut, lalu apa yang dimaksud dengan penyimpangan sosial? Siapa yang dapat mendefinisikai pengertian penyimpangan sosial? Mari kita cocokkan jawaban kalian dengan pengertian penyimpangan sosial berikut ini.

2.      Penyebab Penyimpangan Sosial
Mengapa orang melakukan penyimpangan sosial? Faktor apakah yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial? Tentu ada alasan dan faktor yang mendorong mereka melakukan penyimpangan sosial. Mungkin karena pengaruh lingkungannya; mungkin karena ingin mencapai kepuasan hidup; mungkin hanya ingin meniru orang lain, mungkin ingin hal lain daripada yang lain; mungkin karena ketidak-puasan terhadap  sesuatu yang dihadapi; dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang menjadi penyebab orang melakukan penyimpangan sosial. Dari berbagai penyebab itu kita dapat mengidentifikasi penyebab penyimpangan sosial sebagai berikut.

A.    Keadaan keluarga yang carut-marut (broken home)
Keluarga merupakan tempat di mana anak atau orang pertama kali melakukan interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan watak (perangai) seseorang. Oleh karena itulah keadaan keluarga akan sangat mempengaruhi perilaku orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang brocken home biasanya hubugan antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa memberikan ketenteraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga tidak bisa saling melakukan kendali atas perilakunya. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan di luar keluarga. Ia tidak menyadari lagi, apakah perilakunya itu melanggar norma-norma kemasyarakatan atau tidak, yan penting mereka merasa bahagia. Hal inilah yang mendorong terjadinya penyimpangan sosial dari masing-masing anggota keluarga.

B.      Persoalan ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan kegiatan apa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak jarang orang mengkhalalkan segala cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu, yang dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal inilah yang menyebabkan orang melakukan kegiatan tanpa menghiraukan norma-norma dan aturan masyarakat. Akibatnya terjadilah penyimpangan sosial dari orang yang bersangkutan.

C.    Pelampiasan rasa kekecewaan
Penyimpangan sosial bsa juga terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa seseorang. Apa akibatnya, jika orang mencintai sesorang, tetapi cintanya ditolak oleh orang yang dicintainya? Apa akibatnya jika seorang anak menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak pernah terpenuhi? Apa akibatnya, jika seorang siswa tidak lulus ujian, pada hal ia sangat berharap lulus ujian? Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan. Kekecewaan ini dapat mendorog orang atau anak yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan dapat menimbulkan perilaku di luar kendali orang yang besangkutan. Bahkan ia tidak lagi menghiarukan norma-norma maupun aturan kemasyarkatan, yang penting ia bisa melampiaskan kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan penyimpangan sosial dari orang /anak tersebut.

D.    Pengaruh lingkungan masyarakat
Penyimpangan sosial bisa juga bterjadi karena pengaruh lingkungan. Orang yang hidup di lingkungan penjudi, akan cenderung ikut berjudi; orang yag berada di lngkungan peminum (pemabuk), akan cenderung ikut mabuk-mabukan; orang yang hidup di lingkungan preman, akan cenderung berperilaku seperti preman. Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa lingkungan mudah mempengaruhi perilaku seseorang yang berada di lingkungan tersebut. Oleh karena itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai dengan norma-norma sosial, maka orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung juga berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan tersebut.

E.     Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku
Hal ini umumnya terjadi pada para pendatang baru (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Para pendatang baru yang tidak mampu menyerap nilai dan norma yang berlaku atau tidak sanggup menyerap atau memahami norma budaya masyarakat akan cenderung tidak mampu melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Perilaku orang ini cenderung semaunya, karena ketidaktahuannya terhadap norma-norma dan budaya yang ada di masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan orang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya kemasyarakatan. Karena ketidatahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat timbullah penyimpangan-penyimpangan social dari perilaku orang tersebut.




F.     Pengaruh kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi melahirkan berbagai alat komunikasi dan alat hiburan yang serba canggih. Televesi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Program (acara) televisi tidak semuanya cocok untuk konsumsi anak-anak. Tetapi banyak anaK-anak menikmati acara TV yang seharusnya bukan konsumsiya. Misalnya: acara TV film keras, menyebabkan anak berperangai keras. Perangai keras ini dapat menibulkan perilaku keras pada anak tersebut yang cenderung menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Interet dapat disalahgunakan untuk mendapatkan gambar-gambar porno. Akibatnya anak-anak yang belum cukup umur sudah menikmati gambar-gambar porno. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut. Besar kemungkinan anak akan berperilaku seks yang menyimpang. Ini berarti anak telah melakukan penyimpangan terhadap norma-norma sosial.

Ø Sifat Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial ternyata tidak selamanya berdampak negatif. Ada jenis-jenis penyimpangan sosial yang justru berdampak positif. Pernahkah kamu melihat sopir bus wanita, kernet wanita, tukang batu wanita, tukang parkir wanita, sepakbola wanita, gulat wanita, angkat besi wanita, atau petinju wanita? Berbagai profesi wanita itu pada dasarnya merupakan bentuk penyimpangan terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita. Umumnya pekerjaan semacam itu adalah pekerjaan kaum pria. Oleh karena itu bentuk penyimpangan-penyimpangan tersebut juga bisa dikategorikan penyimpangan sosial. Namun demikian, penyimpangan itu tidak cukup meresahkan dan mengganggu ketenteraman masyarakat. Bahkan penyimpangan tersebut dapat berdampak positif, karena dapat mendukung emansipasi wanita. Oleh karena itu, bentuk penyimpangan sosial ini dapat dikategorikan sebagai penyimpangan positif.

Sementara itu, mungkin juga kamu pernah melihat perilaku orang-orang yang cenderung bertentangan dengan norma-norma masyarakat, dan berdampak negatif bagi lingkungan maupun kepentingan masyarakat. Misalnya, seks bebas, hubungan seks di luar nikah, kumpul kebo, pesta corat-coret baju dan rambut ketika lulus sekolah, serta berkendaraan berkeliling jalan raya dengan memenuhi seluruh badan jalan. Penyimpangan sosial ini dapat dikategorikan sebagai penyimpangan negative.
 
Penyimpangam sosial yang dilakukan secara terus menerus pada umumnya berdampak negatif bagi kehidupan diri pelaku maupun masyarakat sekitar. Adapun dampak tersebut adalah munculnya kejahatan yang beruntun. Contoh: Orang berjudi, apabila kalah (uangnya habis) ada kecenderungan untuk melakukan penipuan, pemerasan, pencurian, atau perampokan. Perampokan dapat menyebabkan pembunuhan. Apabila penjudi menang (banyak uang), ada kecenderungan uangnya untuk foya-foya (mabuk-mabukan, ke pelacuran, dan perjudian kembali). Itu hanya salah satu contoh peristiwa kejahatan beruntun. Sebenarnya masih banyak contoh kejahatan lain yang merupakan dampak dari penyimpangan sosial. Yang pasti bahwa penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus menerus akan berdampak menculnya kejahatan yang meresahkan dan menganggu ketenteraman masyarakat. Di samping itu, penyimpangan sosial juga dapat merugikan si pelakunya. Contoh: Penggunaan narkoba yang dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan keuangan si pelaku menjadi morat-marit, dan kesehatan mentalnya maupun fisiknya akan menurun.

Ø  Macam-macam Bentuk Penyimpangan Sosial
a.       
Penyimpangan Primer dan Sekunder
Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Apabila penyimpangan sosial itu bersifat sementara, tidak didominasi oleh si pelaku, dan masyarakat masih bersedia mentolerir, maka penyimpangan sosial ini dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan primer. Contoh, membolos sekolah,
membolos keja, menyontek ketika ulangan, pelanggaran rambu lalu lintas. Namun apabila penyimpangan itu bersifat sementara maupun berkelanjutan, didominasi oleh si pelaku, dan masyarakat sudah tidak dapat mentolerir, maka penyimpangan social itu dikategorikan sebagai penyimpangan sekunder. Contoh, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan.

b.      Penyimpangan Sosial Individu dan Kelompok
Penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dilakukan oleh seseorang secara individual maupun secara kelompok. Apaila penyimpangan sosial dilakukan secara individual, maka penyimpangan sosial itu dikategorikan sebagai penyimpangan individual. Contoh, pelajar tidak mau belajar, santri di pondok tidak mau mengaji. Namun apabila penyimpangan sosial dilakukan secara kolektif (berkelompok), maka penyimpangan social itu dikategorikan sebagai penyimpangan kelompok. Penyimpangan kelompok biasanya memiliki dampak yang lebih kuat bagi lingkungan dan masyarakat, dibanding dengan penyimpangan individu. Hal ini disebabkan penyimpangan kelompok biasanya memiliki pengaruh yang luas dan kuat terhadap lingkungan dan masyarakat. Contoh, aksi protes, mogok kerja, demonstrasi, gerakan pengacau.
 
Ø Pengendalian sosial sebagai upaya pencegahan Penyakit dan penyimpangan sosial
Para siswa apa itu pengendalian sosial? Pengendalian sosial adalah upaya atau cara yang dilakukan masyarakat untuk menertibkan anggotanya masyarakatnya yang menyimpang, melanggar, atau membangkang terhadap nilai, aturan dan norma. Pengendalian ini dilakukan untuk mencegah munculnya penyimpangan sosial dan penyakit sosial. Pengendalian social dilakukan agar masyarakat mau mematuhi aturan dan norma yang berlaku. Di samping itu, pengendalian sosial dimaksudkan agar terwujud keserasian bermsayarakat, tercipta ketertiban dalam kehidupan, memperingatkan para pelaku untuk tidak berperilaku menyimpang dan bertetntangan dengan nilai, norma dan aturan. Lalu bagaimana cara pengendalian sosial, bagaimana bentuk pengendalian sosial dan lembaga apa saja yang dapat berperan dalam pengendalian sosial? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, cermati uraian berikut ini.
Lalu bagaimana cara pengendalian sosial, bagaimana bentuk pengendalian sosial dan
lembaga apa saja yang dapat berperan dalam pengendalian sosial? Untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut, cermati uraian berikut ini.


*   Cara Pengendalian Sosial
Paling tidak ada empat cara untuk pengendalian sosial, yaitu tanpa kekerasaan, dengan
kekerasan, penciptaan situasi yang dapat mengubah sikap dan perilaku, dan penyampaian
nilai norma dan aturan secara berfulang-ulang.

*   Tanpa Kekerasaan (persuasif)
Cara ini dilakukan dengan penekanan pada usaha membimbing atau mengajak berupa
anjuran. Contoh, penertiban PKL (Pedagang Kaki Lima) dengan memindahkan ke lokasilokasi tertentun yang sudah disiapkan.

*   Dengan Kekerasan (coersive)
Mestinya langkah ini ditempuh setelah langkah persuasif telah dilakukan. Apabila dengan anjuran, bujukan tidak berhasil, tindakan dengan kekerasan bisa dilakukan. Contoh, polisi pamong praja, terpaksa membongkar paksa lapak (termpat berjualan) PKL yang telah mengabaikan peringatan sebelumnya.

*   Penciptaan Situasi yang Dapat Mengubah Sikap dan Perilaku (kompulsi)
Pengendalian sosial sangat tepat bila dilakukan dengan menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang. Misalnya, ketika para siswa tidak mau mengindahkan ketertiban sekolah dengan membuang sampah sembarangan, para guru dan kepala sekolah justru sering memungut sampah dan memberikan contoh membuang sampah pada yempat yang disediakan. Contoh lian, ketika para siswa dan guru sering terlambat masuk sekolah, kepala sekolah justru datang paling awal dan menunggu di pintu masuk gerbang sekolah.

*   Penyampaian Nilai, Norma dan Aturan Secara Berfulang-ulang (vervasi).
Pengendalian sosial juga dapat dilakukan dengan cara penyampaian nilai, norma, aturan secara berulang-ulang. Penyampaian inii bisa dengan cara ceramah maupun dengan dibuatkannya papan informasi mengenai aturan, nilai dan norma yang berlaku. Dengan cara demikian diharapkan nilai, norma dan aturan dipahami dan melekat pada diri individu
anggota masyarakat.



Ø Bentuk Pengendalian Sosial
Untuk dapat mencegah dan mengatasi penyakit dan penyimpangan sosial, maka bentuk-bentuk pengendalian sosial dapat dilakukan melalui cara-cara; cemoohan, teguran, pendidikan, agama, pengucilan, dan meminta pihak lain menanganinya. Cemoohan. Seseorang yang melanggar nilai, norma dan aturan mendapat cemoohan atau ejekan dari masyarakatnya, sehingga ia malu, sungkan, dan akhirnya meninggalkan perilakunya. Teguran. Orang yang melanggar nilai, norma dan aturan diberikan teguran, nasehat agar
tidak melakukan perbuatan yang melanggar nilai, norma dan aturan. Pendidikan. Melalui pendidikan seorang individu akan belajar nilai, norma dan aturan yang berlaku. Dengan demikian ia dituntun dan dibimbing untuk berperilaku sesuai dengan nilai, norma dan aturan yang berlaku. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Agama memiliki peran yang sangat besar dalam pengendalian sosial. Orang yang memiliki agama akan memahami bahwa melanggar nilai, norma dan aturan di samping ada hukuman di dunia juga ada hukuman di akherat. Dengan pemahaman ini maka, individu
akan terkendali untuk tidak melanggar nilai, norma dan aturan yang berlaku. Ajaran agama merupakan fondasi/dasar yang sangat penting untuk membangun generasi yang berakhlak mulia, sehingga mampu menghindari atau mencegah perilaku yang meyimpang.
Orang yang melanggar nilai, norma dan aturan dikucilkan oleh masyarakat. Dengan cara macam ini orang akan berpkikir berkali-kali apabila akan berperilaku yang melanggar dan tidak sesuai dengan nilai, norma dan aturan yang berlaku. Meminta bantuan pihak lain (fraundulens). Pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan pihak lain yang dianggap kompeten dalam mengatasi masalah, misal kepolisian.

Ø Lembaga Pengendalian Sosial
Paling tidak ada tiga lembaga pengendalian sosial, yaitu kepolisian, pengadilan dan
adat.
*   Kepolisian
Kepolisian adalah bagian dari lembaga pemerintah yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, ketertiban masyarakat dan wajib mengambil tindakan terhadap orang yang melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku. Dengan demikian orang yang melanggar keamanan, melanggar ketertiban, meresahkan ketentraman, melanggar aturan akan diambil tindakan oleh kepolisian. Selanjutnya yang bersangkutan akan diproses sesuai dengan hokum dan aturan yang berlaku.
*      Pengadilan
Pengadilan merupakan salah satu lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menangani, menyelesaikan dan mengadili dan memberikan sanksi hukuman terhadap para pelanggar aturan. Siapapun yang melanggar aturan mestinya akan berhadapan dengan lembaga pengadilan dan mendapatkan hukuman.
*      Adat Istidat
Adat istiadat adalah aturan atau kebiasaan yang tumbuh dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan harus dijunjung tinggi dan dipatuhi anggota masyarakatnya. Dengan adanya aturan dan sanksi dari adat maka pengendalian sosial dapat terjadi.












 

                                                                                                                                                           

















 



MATERI MEDIAPEMBELAJARAN DUA DIMENSI DAN TIGA DIMENSI

Media Pembelajaran Dua Dimensi

Media Pembelajaran Dua Dimensi
Pada bagian ini dibahas media pembelajaran dua dimensi yang terdiri atas media bentuk papan, media grafis dan media cetak.

Media Bentuk Papan
Tujuan Khusus
Setelah anda mempelajari materi bagian ini, anda di harapkan dapat :
1. Menyebutkan fungsi papan tulis.
2. Menyebutkan keuntungan dan kelemahan penggunaan papan tulis.
3. Menjelaskan cara penggunaan papan tulis yang baik.
4. Menerangkan syarat-syarat dan pemasangan papan tulis yang baik.
5. Menyebutkan alat bantu pemakaian papan tempel.
6. Menjelaskan fungsi papan tempel.
7. Menjelaskan keuntungan dan kelemahan penggunaan papan tempel.
8. Menjelaskan tugas guru dan murid dalam penggunaan papan tempel.
9. Menjelaskan cara pembuatan dan pemasangan papan tempel.
10. Menjelaskan kegunaan papan flanel.
11. Menyebutkan keuntungan dan kelemahan papan flanel.
12. Menjelaskan cara pemakaian papan flanel.
13. Menerangkan cara pembuatan papan flanel.
14. Menyebutkan fungsi papan magnet.
15. Menyebutkan kelebihan papan magnet dibandingkan papan flanel.
Pada bagian berikut ini berturut-turut dibahas beberapa media pembelajaran berbentuk papan yang meliputi papan tulis, papan flanel, papan tempel dan papan putih (white board)

Papan Tulis
     Papan tulis merupakan media yang tidak hanya digunakan di kelas saja, melainkan di kantor-kantor, rumah sakit-rumah sakit dan rumah tinggalpun menggunakan papan tulis. Kapan papan tulis mulai digunakan orang tak dapat diketahui dengan pasti. Berabad-abad lamanya telah dipakai orang bermacam-macam bahan untuk membuat papan tulis. Di antaranya yang paling lazim digunakan ialah papan tulis yang dibuat dari kayu yang dicat hitam. Dewasa ini warna papan tulis tidak hanya hitam, tetapi digunakan pula warna-warna lain dengan maksud untuk menambah efektivitas dan mengurangi kelelahan mata.

Fungsi papan tulis
Secara umum papan tulis dapat digunakan antara lain untuk:
1. Menuliskan pokok-pokok keterangan keterangan guru dalam mengajar secara klasikal.
2. Menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan atau gambar sederhana.
3. Untuk meningkatkan motivasi siswa dengan jalan memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugas dengan menggunakan papan tulis.

Keuntungan penggunaan papan tulis
Apabila kita menggunakan papan tulis dengan benar, maka keuntungannya antara lain :
1. Dapat digunakan di segala jenis dan tingkat lembaga pendidikan.
2. Mudah untuk mengawasi keaktifan-keaktifan kelas.
3. Lebih ekonomis, karena mudah untuk ditulisi dan dihapus kembali dan dapat dipakai berkali-kali.
4. Bila perlu guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu tulisan di papan tulis, kemudian membalikkannya atau menutup dengan tirai hitam.

Kelemahan penggunaan papan tulis
1. Apabila guru terlalu lama menulis di papan tulis, maka aktivitas peserta didik sukar diawasi.
2. Debu kapur tulis dapat terhirup guru dan dapat mengganggu kesehatan.
3. Bagi guru yang tulisannya kurang bagus, maka akibatnya dapat kurang menguntungkan bagi guru sendiri maupun peserta didik.
Cara Penggunaan Papan Tulis yang Baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan papan tulis ialah:
a. Papan tulis diusahakan selalu bersih sebelum dipakai.
b. Tulisan pada papan tulis hendaknya mudah dibaca.
c. Kapur tulis dapat diruncingkan atau ditumpulkan sesuai dengan kebutuhan.
d. Tulisan pada papan tulis hendaknya teratur dan urut, jangan meloncat-loncat agar tidak membingungkan siswa.
e. Untuk memberikan penjelsan dalam beberapa hal, gunakan kapur berwarna.
f. Berilah garis bawah untuk kata-kata atau istilah-istilah yang penting
g. Usahakan pada waktu menulis sedapat mungkin tulisan yang sedang ditulis langsung dapat dilihat oleh peserta didik.

Syarat-syarat Papan Tulis
Syarat warna
Syarat-syarat yang berkaitan dengan warna papan adalah sebagai berikut ini.
a. Mempunyai warna yang kontras dengan tulisan atau gambar.
b. Papan tulis harus buram, tidak boleh mengkilat atau licin.
c. Warna papan tulis harus serasi dengan warna dinding ruangan kelas.
Bentuk dan ukuran
a. Pada umumnya dahulu papan tulis yang digunakan adalah papan tulis yang bersandaran tetapi dewasa ini mulai banyak digunakan papan tulis yang dilekatkan pada dinding depan kelas dengan alasan lebih meng-hemat ruangan kelas.
b. Di samping itu masih banyak bentuk-bentuk papan tulis yang lain seperti papan tulis lipat, papan tulis geser dan papan tulis gantung.
c. Ukuran papan tulis dinding sekurang-kurangnya adalah 3 m x 1,20 m, atau disesuaikan dengan luas dinding depan ruangan kelas.
Pemasangan dan letak
a. Papan tulishendaknya dipasang cukkup tinggi, sehingga semua peserta didik dapat melihat dengan jelas.
b. Jika ada bagian papan tulis yang mengkilat, karena sering dipakai, hendaknya dipasang tirai pada jendela untuk menahan cahaya yang masuk.
c. Jika penempatan papan tulis pada dinding, perlu diperhatikan tinggi papan tulis dari lantai sehingga mudah dicapai oleh peserta didik. Bila perlu lantai depan dibuat sedikit lebih tinggi dari lantai ruangan kelas.
d. Jika digunakan papan tulis yang bersandaran usahakan letak papan tulis itu tidak terlalu dekat dengan deretan bangku peserta didik paling depan (minimal 2,50 m).
e. Apabila ruangan kelas berisi papan tulis lebih dari satu, sebaiknya salah satu atau keduanya tidak permanen pemasangannya.
Alat Teknis Papan Tulis
Untuk membantu memperlancar penggunaan papan tulis, guru dapat dibantu oleh beberapa alat seperti cetakan papan tulis, stensil papan tulis, pantograf, mistar, jangka kayu, dan proyektor opaque. Penggunaan cetakan papan tulis akan banyak membantu guru yang kurang baik dalam menggambar. Dengan bantuan alat ini guru dapat tertolong untuk membuat gambar dengan cepat walaupun hanya merupakan pola dari gambar yang akan dibuat. Stensil papan tulis sebenarnya adalah merupakan pola dari gambar pada kertas manila, di mana pada pola tersebut dibuat lobang-lobang, dengan menempelkan kertas manila tersebut pada papan tulis dan membubuhkan debu kapur yang ada pada penghapus, kemudian mengangkat kembali kertas tersebut maka terlihat titik-titik bekas kapur tersebut pada papan tulis. Selanjutnya guru menghubungkan titik-titik tersebut dan terbentuklah pola gambar yang kita inginkan. Keuntungan dari penggunaan cetakan papan tulis dan stensil papan tulis adalah menghemat waktu dan dapat dipergunakan berkali-kali serta murah dan mudah dibuat.
Pantograf adalah alat bantu untuk memperbesar gambar sesuai dengan kebutuhan atau kehendak guru, dengan memperbesar gambar yang mestinya hanya dilihat secara per-seorangan dapat dilihat secara klasikal setelah digambar melalui pantograf. Penggunaan proyektor opaque di sini adalah sebagai alat bantu untuk memperbesar gambar atau illustrasi, yaitu dengan memproyeksikan ke papan tulis dan kemudian guru membuat gambar tersebut, maka guru akan memperoleh gambar yang cukup besar dan dapat dilihat oleh seluruh siswa di kelas. Guru dapat juga menggunakan gambar atau peta tetap, yaitu gambar atau peta yang dibuat tetap pada permukaan papan tulis.

Papan Tempel
Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya untuk tempel-menempel suatu pesan. Pada mulanya maksud dan tujuan penggunaan papan tempel adalah untuk menem-pelkan catatan-catatan, mengumumkan kejadian yang akan datang, menempelkan peraturan-peraturan sekolah dan lain-lain. Namun pada masa sekarang papan tempel ini telah dianggap sebagai media pendidikan yang penting, sebagai tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting suatu sekolah. Yang termasuk prinsip kerja papan tempel ini ialah papan pengumuman, papan visual, papan demonstrasi, papan pameran, papan magnit dan majalah dinding.
Fungsi umum papan tempel
Karena papan tempel ini banyak macamnya, maka fungsinya secara umum dapat dikemukakan antara lain:
a. Sebagai papan pengumuman/pemberitahuan.
b. Sebagai tempat display hasil karya anak-anak di bawah bimbingan guru.
c. Sebagai papan demonstrasi untuk pelajaran tertentu bagi guru.
d. Sebagai tempat menempelkan poster-poster.
Keuntungan-keuntungan penggunaan papan tempel
a. Menarik perhatian sebagian besar peserta didik, karena letaknya yang strategis dan mudah dilihat.
b. Berguna untuk memberitahukan sesuatu, menyarankan perubahan tingkah laku, menyegarkan suasana kelas dan memperjelas pengertian anak.
c. Memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja kelompok, mendorong kreativitas.
d. Dapat menghemat waktu bagi guru dan peserta didik-peserta didik.
e. Membangkitkan rasa keindahan, karena susunan yang beraneka ragam, harmonis dan menyenangkan.
f. Memupuk rasa tanggung jawab bersama atas pekerjaan yang dihadapi dan rasa cinta terhadap hasil kerjanyaserta suka menghargai hasil pekerjaan orang lain.

Kelemahan-kelemahan penggunaan papan tempel
a. Guru tidak dapat memastikan apakah semua peserta didiknya sudah melihat hal-hal yang ditempelkan pada papan tempel.
b. Bila papan itu tidak tertutup kaca atau pengaman yang lain, kemungkinan terjadi gangguan dari anak-anak yang tidak bertanggung jawab.
c. Bila terlalu lama dipasang akan membosankan orang yang melihatnya.

Pembuatan dan pemasangan 
  1. Bahan untuk membuat papan tempel dapat dibuat dari yang murah sampai yang mahal. Pada umumnya dibuat dari kayu biasa (keras), dari softboard atau hardboard, tetapi dapat juga dibuat dari yang murah, yaitu sepotong anyaman kepang dari bambu yang dilapisi karung yang diberi bingkai.
  2. Ukuran minimum ialah 1 X 0,80 meter atau lebih luas lebih baik, karena akan memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk berkreasi.
  3. Warna hendaknya disesuaikan dengan warna dinding kelas, alasnya dibuat berwarna muda, sedangkan bingkainya berwarna tua.
  4. Letak pemasangan hendaknya pada tempat yang cukup lapang bagi kumpulan peserta didik yang melihatnya, mendapat cahaya yang cukup dan dipasang setinggi garis mata anak.
  5. Rencanakan pembuatan bersama-sama guru dan peserta didik, agar hasil yang dicapai baik.
Papan Flanel
     Papan flanel atau flanel board, yang sering juga disebut felt board atau visual board adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain lain yang berbulu, di mana padanya dilekatkan potongan-potongan gambar atau simbol lain.Gambar-gambar atau simbol-simbol itu biasa disebut item papan flanel.
Dengan item ini kita dapat menerangkan atau menjelaskan sesuatu masalah.Agar item tersebut dapat melekat pada papan flanel maka di belakang item ditempelkan kain flanel atau kertas ampelas atau karet busa. Selain bahan tersebut dapat juga digunakan Velcro Hooks, yaitu berpa cakar-cakar kecil berbentuk mata kail dari plastik yang dapat digunakan untuk mengaitkan benda-benda kecil atau gantungan yang tidak berat pada bahan berbulu.

Kegunaan Papan Flanel
  1. Dapat dipakai untuk semua tingkat dan jenis sekolah serta untuk pelajaran apa saja.
  2. Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan, perkembangan atau atau persamaan secara sistematis, sambil menambahkan item satu persatu.
  3. Dapat memupuk belajar secara efektif kepada peserta didik, yaitu dengan memberi kesempatan untuk menempelkan item sesuai dengan osisi yang tepat atau tugas guru.

Keuntungan penggunaan papan flanel
Beberapa keuntungan penggunaan papan flanel antara lain ialah:
a. Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama peserta didik.
b. Item-item dapat dilekatkan menurut kedudukan yang dikehendaki oleh guru.
c. Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
d. Item-item yang sudah dibuat dapat dipergunakan berkali-kali sehingga menghemat waktu dan tenaga.
e. Memungkinkan guru menyiapkan bahan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada suatu saat.
f. Menghemat waktu dan tenaga bagi guru, karena guru hanya menerangkan hal-hal yang perlu saja.

Kelemahan penggunan papan flanel
     Kelemahan penggunaan papan flanel sebenarnya tidak terletak pada peralatan fisik-nya, tetapi lebih banyak pada kurangnya persiapan dan kurang trampilnya guru dalam menggunakannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian
  • Letakkan papan flanel setinggi garis mata anak, agar semua anak dapat melihat dengan jelas
  • Item flanel hendaknya dibuat cukup besar untuk dapat dilihat dengan jelas oleh peserta didik yang duduk pada bangku paling belakang.
  • Jangan terlalu banyak menempelkan item pada suatu saat agar tidak membingungkan siswa.
  • Letakkan item yang penting saja dan letakkan secara sistematis.
  • Siapkan item-item sebelum pelajaran dalam rurutan yang teratur sesuai dengan urutan sajian yang akan diberikan.
  • Cobakan item itu satu persatu, agar dapat diketahui apakah semua item dapat menempel dengan baik.
  • Warna papan flanel hendaknya warna muda dan item dengan warna tua agar terjadi kontras yang setinggi-tingginya.
  • Sebaiknya papan flanel sedikit dicondongkan ke belakang dan pada waktu menempelkan item hendak-nya sedikit ditekan dan digeser ke bawah agar dapat menempel dengan kokoh.

Papan Magnet (White Board)
       Papan magnet atau lebih dikenal “White Board” atau “magnetic Board” adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebudang logam sehingga pada papan ini dapat ditempelkan benda-benda yang tidak berat jika pada alasnya direkatkan sepotong magnet. Permukaan papan magnet itu bisa digunakan sebagai papan tulis dengan menggunakan spidol khusus (board marker).Tulisan pada papan putih ini dapat dihapus de-ngan mudah, yaitu dengan alat penghapus papan tulis biasa.
Papan magnet/ papan putih ini dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai papan tulis dan sekaligussebagai papan flanel (sebab berlapis pelat logam), serta dapat pula dipakai sebagai layar untuk memproyeksikan film atau slides.

Beberapa keistimewaan papan magnet
Sebagai papan tulis, papan magnet mempunyai keistimewaan antara lain:
  1. Alat tulis untuk papan ini dibuat khusus (board marker), sehingga mudah dihapus dengan penghapus papan tulis biasa.
  2. Karena guru memakai spidol, maka ia tidak kuatir lagi terkena debu kapur tulis seperti jika menggunakan papan tulis biasa.
  3. Bentuk papan ini dibuat sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipindah-pindahkan dan papan dapat dibalik dengan ringan, yaitu dengan cara memutarnya.
  4. Tulisan yang lebih terang dan berwarna-warni akan lebih meningkatkan perhatian siswa dan semangat belajarnya.
       Dibandingkan dengan papan flanel, harga papan magnet atau papan putih ini memang lebih mahal, namun jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperolehnya penggunaan papan putih ini akan lebih menguntungkan.

Beberapa kelebihan 
  • Tempelan pada papan magnet lebih kuat dan pada papan ini dapat juga ditempelkan benda-benda tiga dimensi ukuran kecil (artinya benda yang tidak terlalu berat).
  • Jika dipakai di lapangan terbuka untuk memvisuali-sasikan pelajaran olah raga, angin tidak mudah menerbangkan apa yang ditempelkan pada papan tersebut.
  • Simbol-simbol yang diberi magnet dapat dipindah-pindahkan tanpa mengangkatnya terlebih dahulu, tetapi cukup dengan meluncurkannya.
  • Di samping tiga keunggulan di atas, penggunaan papan magnet ini lebih dirasakan bergengsi jika dibandingkan dengan menggunakan papa tulis biasa atau papan flanel.

MEDIA GRAFIS
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari sajian materi bagian ini anda diharapkan dapat:
1. Menyebutkan jenis-jenis media grafis.
2. Menyebutkan jenis-jenis media bagan.
3. Menyebutkan tujuan penggunaan bagan.
4. Menjelaskan pengertian dari grafik.
5. Menyebutkan tujuan penggunaan grafik.
6. Menyebutkan jenis-jenis grafik.
7. Menjelaskan perbedaan bagan dan grafik.
8. Menjelaskan cara pembuatan grafik.
9. Menerangkan pengertian diagram.
10. Menyebutkan tujuan penggunaan diagram.
11. Menjelaskan cara penggunaan diagram.
12. Menjelaskan tujuan penggunaan gambar.
13. Menjelaskan cara memilih dan membuat gambar sebagai media pembelajaran.
14. Menerangkan fungsi poster sebagai media pembelajaran.
15. Menyebutkan kebaikan dari poster.
16. Menyebutkan kelemahan penggunaan poster.
17. Menyebutkan ciri-ciri poster yang baik.
18. Menjelaskan tujuan penggunaan kartun/karikatur.
19. Menyebutkan kelebihan kartun sebagai media pembelajaran.
20. Menyebutkan kelemahan kartun sebagai media pembelajaran.
21. Menyebutkan kakarteristik komik.
22. Menyebutkan keuntungan komik sebagai media pembelajaran.
23. Menyebutkan kelemahan komik sebagai media pembelajaran.
24. Menyebutkan pengertian peta.
25. Menyebutkan tujuan penggunaan peta.
26. Menyebutkan jenis-jenis peta ditinjau dari sudut isinya.
27. Menyebutkan jenis-jenis peta ditinjau dari segi bentuknya.
28. Menerangkan cara pembuatan peta dinding.

Media Grafis
     Media grafis (graphic materials) ialah suatu penyajian secara visual yang menggu-nakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar atau simbol visual lain dengan maksud untuk mengiktisarkan, menggambarkan, merangkum suatu ide, data atau kejadian/ keadaan.
Yang termasuk golongan media grafis ini antara lain ialah bagan (chart), grafik (graph), diagram, poster, kartun/karikatur, komik, sketsa, peta datar, peta timbul dan globe. Kecuali peta timbul dan globe berikut ini disajikan satu persatu.

Bagan
     Kita tahu bahwa para guru telah menyadari benar-benar betapa sulitnya peserta didik-peserta didik menerima pelajaran dengan kata-kata atau tulisan-tulisan saja. Penggunaan bagan atau chart adalah salah satu cara untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Bagan adalah merupakan penyajian visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar atau simbol visual lain dengan sedikit keterangan, agar peserta didik dapat lebih jelas menerima apa yang dimaksudkan oleh guru.

Tujuan penggunaan bagan
Berbagai maksud penggunaan bagan antara lain ialah:
  • Menerangkan suatu ide atau keadaan secara simbolis.
  • Merangkum suatu keterangan atau uraian secara sistematis.
  • Memperlihatkan hubungan yang satu dengan yang lain dalam posisi yang tepat.
  • Memperlihatkan pertumbuhan suatu struktur dengan memakai garis-garis, gambar-gambar atau lambang-lambang.

Jenis-jenis bagan
Dilihat dari bentuk dan fungsinya bagan dapat dibedakan menjadi:
  1. Bagan waktu, yaitu bagan yang menunjukkan data atau keadaan dalam urutan waktu secara teratur.
  2. Bagan aliran, yang melukiskan perkembangan, pertumbuhan mulai dari suatu sumber perubahan yang kemudian menjalar ke banyak cabang atau mulai dari banyak cabang kemudian memusat ke satu aliran tunggal.
  3. Bagan struktur organisasi (organigram), yaitu bagan yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan fungsional antar bagian dalam suatu organisasi yang terlihat dengan dengan digunakannya kotak-kotak empat persegi panjang, garis-garis dan anak panah.
  4. Bagan petunjuk atau penuntun, yaitu bagan yang memberikan petunjuk atau penuntun mengenai pembuatan atau penggunan sesuatu dengan menggunakan tanda panah atau dengan memberikan nomor secara berurutan.
  5. Bagan uraian, yaitu bagan yang menggambarkan bagian-bagian yang terurai atau terpisah-pisah dari sesuatu alat atau benda dengan urutan yang sesuai.
  6. Bagan perbandingan atau perbedaan, bagan yang digunakan untuk menerangkan perbandingan atau perbedaan. Biasanya dengan membuat dua atau tiga susun gambar yang berbeda.
  7. Bagan pohon, yaitu bagan yang menunjukkan hubungan kekerabatan (silsilah) atau hubungan asal muasal suatu yang sedang diterangkan dan bentuknya menyerupai pohon. Misalnya silsilah keluarga raja-raja, berbagai macam produk yang berasal dari minyak bumi.
  8. Bagan skematik atau diagramatik, yaitu bagan yang menerangkan bekerjanya suatu alat atau menerangkan bagian-bagian penting dari padanya. Misalnya, bagan peredaran darah, bekerjanya suatu mesin dan sebagainya.
  9. Bagan pandangan tembus, yaitu bagan yang digunakan untuk menerangkan keadaan bagian dalam suatu benda atau alat dengan tidak menghilangkan bentuk luarnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bagan
  • Hendaknya ukuran lambang-lambang atau gambar-gambar dibuat dengan teliti dan tepat serta ajeg.
  • Lebih baik bila menggunakan warna-warna agar lebih menarik. Jangan menggunakan terlalu banyak warna. Cukup dua atau tiga warna saja. Perlu diingat bahwa setiap warna mempunyai maksud atau arti tertentu.
  • Bagan yang dibuat hendaknya mudah dibaca dan dipelajari. Gunakan lambang-lambang visual yang cukup dikenal.
  • Satu bagan hendaknya menyajikan suatu keterangan yang utuh, tetapi tetap ringkas dan sederhana.

Grafik
      Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas mengenai perkembangan sesuatu keadaan, perbandingan suatu data, banyaknya ekspor impor suatu negara dan berbagai penyajian data kuantitatif, guru dapat dibantu memperjelas keterangannya dengan menggunakan grafik. Grafik adalah suatu penyajian visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar atau simbol visual lain untuk menggambarkan hampir semua data yang bersifat kuantitatif. Pembuatan grafik selalu berdasarkan prinsip-prinsip matematika dan statistika.

Tujuan penggunaan grafik
Beberapa maksud penggunaan grafik antara lain ialah:
  1. Untuk menjelaskan data statistik secara visual.
  2. Memperlihatkan hubungan-hubungan dan perbandingan-perbandingan secara visual dengan jelas.
  3. Memperlihatkan pertumbuhan, perkembangan, perubahan secara kuantitatif visual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan grafik
  • Gambar-ganbar atau simbol-simbol visual yang digunakan untuk grafik hendaknya sederhana dan bentuknya jelas.
  • Hubungan antar data yang digambarkan hendaknya cukup jelas.
  • Jika data tersebut bersifat perbandingan, hendaknya digambarkan secara tepat. Misalnya satu gambar manusia untuk melambangkan satu juta penduduk, maka untuk menggambarkan setengah juta penduduk digambar separuh gambar manusia tadi.
  • Jangan terlalu banyak menggunakan warna, dua atau tiga warna dalam grafik sudah cukup.
  • Pakailah lambang-lambang yang cukup dikenal. 

Jenis Grafik
Dilihat dari bentuk penampilannya dikenal beberapa jenis grafik:
  • Grafik batang (barograph)
    Untuk menunjukkan perbandingan relatif dari suatu data kuantitatif sederhana dengan menggunakan gambaran bidang yang merupakan bentuk-bentuk geometris seperti segi empat, empat persegi panjang, segi tiga dan sebagainya.

  • Grafik balok
     Apabila grafik batang digambarkan dengan dua dimensi, maka pada grafik balok gambaran bidang tadi ditambah dengan tebalnya atau menggambarkan isinya.
  • Grafik lingkaran
      Menjelaskan keadaan data dengan lingkaran yang menunjukkan bilangan bulat (seratus prosen) dan setiap irisan merupakan suatu prosentase khusus. Grafik lingkaran merupakan alat yang tepat untuk menunjukkan hubungan fraksional.
  • Grafik bergambar
     Grafik ini merupakan variasi dari grafik balok, yaitu dengan menambah hiasan gambar-gambar, sehingga akan menambah kejelasan bagi pembacanya.
  • Grafik garis
      Grafik garis atau grafik kurva adalah grafik yang dapat memvisualisasikan tabel-tabel statistik yang tertulis, menun-jukkan perkembangan, perubahan dan perbandingan secara akurat.

Diagram
Diagram juga merupakan penyajian visual yang hampir menyerupai denah dari benda, alat atau keadaan suatu obyek. Suatu diagram dapat dibuat dengan menggunakan garis-garis saja atau gambaran geometris tertentu. Diagram tersebut sering disebut bagan skematis atau skema saja. Diagram dapat juga dibuat sedemikian rupa sehingga lebih menyerupai gambar dari obyek yang akan diterangkan.

Tujuan Penggunaan Diagram
Beberapa maksud penggunaan diagram antara lain:
a. Menjelaskan suatu struktur suatu alat, benda atau obyek secara global.
b. Menunjukkan bagian-bagian penting dari suatu yang diterangkan secara skematis.
c. Memudahkan peserta didik memahami struktur yang kompleks dari benda aslinya.
d. Untuk membantu dan melengkapi penyajian melalui alat-alat visual yang lain, seperti benda asli dan model.

Beberapa petunjuk dalam menggunakan diagram
  • Bila kita menggunakan diagram, sebaiknya kita tunjukkan dahulu benda aslinya atau modelnya, barulah menjelaskannya dengan menggunakan diagram.
  • Untuk dapat membaca diagram dengan baik, seseorang harus mempunyai latar belakang pengalaman tentang apa yang didiagramkan.
  • Pemakaian diagram akan lebih baik apabila dibantu dengan penampilan media lainnya, seperti film, model atau gambar dan sebagainya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram
a. Buatlah diagram secara benar, rapi, diberi titel, dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
b. Buatlah dengan ukuran yang cukup besar, agar peserta didik dapat melihat dengan jelas.
c. Diagram yang baik akan menuntun anak untuk mudah mengenal benda atau obyek aslinya.

Sketsa
       Sketsa adalah suatu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan, bagian-bagian pokok tanpa detail. Karena setiap orang normal dapat diajar menggambar, demikian pula setiap guru yang baik harus dapat menuangkan idenya ke dalam bentuk sketsa.
Dasar-dasar pelajaran menggambar/melukis yang pernah diperoleh guru dapat diguna-kan sebagai bekal dasar untuk mengajar dengan menggunakan sketsa. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sketsa, yaitu:
  1. bentuk, seperti coretan garis lurus, lengkung dan patah,
  2. ukuran relatif, dapat memberikan perbandingan secara tepat dan guru harus ingat bagaimana cara menggambar perspektif, dan
  3. guru harus mengenal secara baik obyek yang akan digambar.
    Jika guru akan menggunakan diagram dalam mengajar, guru harus sudah menyiap-kannya sebelumnya, tetapi tidaklah demikian dengan sketsa. Sketsa dibuat saat guru mengajar dengan cara langsung membuatnya di papan tulis dan segera menghapusnya setelah selesai menerangkan pelajaran itu.
Sketsa selain dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, juga dapat menghin-darkan peserta didik dari gejala verbalisme, memperjelas penyempaian guru, juga merupakan media yang murah, mudah dan ekonomis, sebab media ini langsung dibuat oleh guru saat mengajar.

Gambar
      Dalam sejarah pendidikan, tokoh pendidikan yang pertama-tama menggunakan media gambar di sekolah adalah Johan Amos Comenius, dengan bukunya yang terkenal yaitu “Orbis Pictus” (dunia dalam gambar-gambar). Yang dimaksud dengan gambar di sini ialah gambar-gambar baik hasil lukisan tangan yang telah dicetak atau direproduksi atau gambar hasil seni photografi, baik hasil pemotretan obyek yang nyata maupun kreasi khayalan belaka.
       Dewasa ini gambar merupakan media yang mudah disadari pentingnya sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai alat untuk memperjelas pengertian peserta didik-peserta didik. Bukankah ada ungkapan bahwa sebuah gambar dapat senilai dengan seribu kata-kata.

Tujuan penggunaan gambar
Beberapa maksud penggunaan gambar sebagai media pembelajaran antara lain:
a. Untuk menterjemahkan simbol verbal dan memperjelas pengertian peserta didik.
b. Memperkaya atau melengkapi suatu bacaan, misalnya gambar yang dipakai sebagai ilustrasi buku.
c. Untuk membangkitkan motivasi belajar di kelas dan menghidupkan suasana kelas.
d. Mengkongkritkan pelajaran dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi secara lisan.
e. Merangkum suatu unit bacaan, terutama pada buku pelajaran (texbook).

Beberapa kelebihan gambar sebagai media pembelajaran
  • Lebih kongkrit, karena lebih realistis penjelasan yang diberikan jika dibandingkan dengan penjelasan lisan.
  • Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
  • Tempat-tempat yang jauh, kejadian-kejadian masa lampau dapat dijelaskan kepada peserta didik dengan bantuan gambar dari obyek itu.
  • Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
  • Misalnya gambar-gambar hasil pemotretan dengan mikroskop, teleskop maupun hasil pemotretan dari sinar X.
  • Dapat menjelaskan masalah dari berbagai bidang untuk berbagai tingkat usia.
  • Harganya relatif lebih murah dan mudah diperoleh.
Memilih gambar yang baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih gambar untuk media pembelajaran antara lain ialah:
  1. Gambar itu harus membantu guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  2. Gambar yang dipilih harus dapat memberikan persepsi yang benar.
  3. Gambar itu hendaknya sanggup memberikan kesan yang benar tentang ukuran relatifnya.
  4. Hendaknya dengan gambar itu sanggup menambah pengetahuan baru bagi peserta didik-peserta didik.
  5. Gambar hendaknya sanggup merangsang imajinasi peserta didik-peserta didik.
  6. Gambar yang dipilh hendaknya dapat menunjukkan detail yang tepat.

Membuat gambar sebagai media pembelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat gambar/foto sebagai media pembelajaran antara lain ialah:
a. Autentik
    Autensik artinya gambar tersebut secara jujur melukis-kan situasi seperti kenyataan yang sebenarnya.
b. Sederhana
    Sederhana artinya dapat menunjukkan point-point yang pokok untuk disajikan.
c. Gerakan atau Perbuatan
   Mengandung gerakan atau perbuatan. Gambar yang baik hendaknya dapat menampilkan aktivitas atau  kegiatan dari suatu obyek.
d. Fotografi
    Gambar yang bagus dari segi seni fotografi belum tentu bagus untuk media pem-belajaran. Oleh karena itu sebaiknya guru merancang sendiri gambar yang akan dipakai untuk pelajaran.
e. Segi Keindahan.
    Belum tentu setiap gambar bagus merupakan media yang bagus untuk pelajaran, tetapi gambar yang bagus dari sudut seni yang dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah media yang baik.

Poster
     Dalam dunia pendidikan dewasa ini poster telah mendapat perhatian yang cukup besar sebagai media untuk menyampaikan informasi, seruan, saran (himbauan), peringatan dan ide-ide yang lain. Para dokter, ahli kesehatan masyarakat, apoteker, petugas pertanian, polisi lalulintas dan guru telah mulai memakai poster sebagai media untuk penyampaian pesan kepada masyarakat dan peserta didik-peserta didik.
Poster ialah suatu gambar yang isinya memberikan tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu. Poster biasanya ditempel atau dipasang di tempat yang strategis untuk dilihat banyak orang. Namun sekarang banyak juga poster yang dipajang dalam suatu surat kabar atau majalah, bahkan ditayangkan melalui media televisi.

Adapun secara umum ciri-ciri poster adalah sebagai berikut:
a. Berupa suatu lukisan atau gambar.
b. Menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu.
c. Memberikan kesan yang kuat dan menarik perhatian.
d. Antara lukisan/gambar dan tulisan/caption merupakan satu kesatuan pesan.

Fungsi poster sebagai media pembelajaran
a. Sebagai bahan untuk mengembangkan ide/kreativitas.
b. Sebagai bahan pelajaran untuk suatu topik atau masalah tertentu.
c. Sebagai alat membangkitkan motivasi dan rasa estetis.
d. Sebagai petunjuk untuk dikerjakan peserta didik.
e. Sebagai alat pendidikan preventif.

Kebaikan poster sebagai media pembelajaran
Beberapa kelebihan poster sebagai media pembelajaran antara lain ialah:
  • Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu peserta didik belajar.
  • Menarik perhatian, dengan demikian mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar.
  • Dapat dipasang/ditempelkan di mana-mana, sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari.
  • Dapat menyarankan perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang melihatnya.

Keterbatasan penggunaan poster
  1. Sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang yang melihatnya.
  2. Karena tidak adanya penjelasan yang terinci, maka dapat menimbulkan interpretasi yang bermacam- macam dan mungkin merugikan.
  3. Suatu poster akan banyak mengandung arti/makna bagi kalangan tertentu, tetapi dapat juga tidak menarik bagi kalangan yang lainnya.
  4. Bila poster terpasang atau terpancang terlalu lama di suatu tempat, maka akan berkurang nilainya, bahkan akan membosankan orang yang melihatnya.

Prinsip dasar pembuatan poster
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila akan membuat poster antara lain:
a. Poster hendaknya dapat menangkap penglihatan dengan seksama orang-orang yang lewat.
b. Poster harus sanggup menarik dan memusatkan perhatian orang yang melihatnya.
c. Poster harus dapat mengemukakan ide dan maksud melalui fakta yang nampak.
d. Poster harus dapat merangsang oarng yang melihat untuk melaksanakan maksud poster.

Ciri-ciri poster yang baik
Suatu poster yang baik harus memenuhi sejumlah persyaratan sebagai berikut:
a. Poster harus dibuat berani, langsung, dinamis dan menimbulkan kejutan.
b. Teks/caption yang dicantumkan hendaknya ringkas, jelas dan bermakna.
c. Ilustrasi jangan terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dimengerti.
d. Antara ilustrasi dan tulisan harus ada keseimbangan dan kesatuan.
e. Sebagai lambang visual, kata-kata dan gambar harus membawa satu ide/pesan tertentu.
f. Poster handaknya dapat dibaca teknya dalam waktu yang singkat.
g. Jika digunakan warna-warna, maka warna gambar dan tulisan hendaknya kontras dengan warna dasar.
h. Jangan menggunakan terlalu banyak warna.
i. Poster yang baik harus sederhana, tetapi mempunyai daya tarik dan daya guna yang maksimal.
j. Perlu diingat bahwa poster adalah untuk dilihat, bukan untuk dibaca.

Kartun dan Karikatur
       Dalam surat kabar-surat kabar atau majalah, seringkali kita jumpai lukisan tentang seseorang, suatu buah pikiran ataupun keadaan/peristiwa yang dilukiskan secara lucu, menyindir, mengejek. Lukisan seperti itu disebut Kartun. Kartun menyampaian pesan secara metaforis dan suatu metafora dapat merupakan sesuatu yang lebih kuat daripada kenyataan langsung.
Suatu kartun yang sempurna sebenarnya tidak memerlukan keterangan lagi, sebab simbolisme itu menyampaikan pesan khusus. Hal lain yang merupakan ciri kartun yaitu menunjuk ke arah stereotipe, misalnya gambar John Bull menunjukkan ciri orang Inggris, atau Uncle Sam sebagai khas orang Amerika, dan gambar beruang sebagai lambang yang berhubungan dengan Rusia, atau gambar singa bermahkota berhubungan dengan negara Inggris.
Seringkali dalam surat kabar atau mingguan disediakan kolom khusus yang berisi gambar sindiran seperti “Corat-coret dalam sepekan”, “Gambar dalam sepekan”, “Sketsa minggu” dan sebagainya. Gambar sindiran seperti itulah yang disebut karikatur.

Tujuan penggunaan karikatur/kartun
  1. Sebagai bahan penggerak perhatian.
  2. Untuk menyarankan perubahan tingkah laku atau sikap tertentu bagi pembacanya.
  3. Sebagai ilustrasi dari suatu pokok masalah/pelajaran.
  4. Sebagai alat mempertinggi motivasi dan keaktifan.
Kelebihan kartun/karikatur sebagai media pembelajaran 
  • Penggunaan simbolisme yang singkat dan langsung mengena pada sasaran.
  • Mengemukakan suatu ide atau pesan, peristiwa secara estetis, menggembirakan, lucu, menyindir dan mengejek.
  • Mengemukkan ide atau pesan, peristiwa secara stereotipe mudah dikenal umum.
  • Tidak memerlukan banyak penjelasan atau kata-kata.
Kelemahan kartun/karikatur sebagai media pembelajaran
  • Adanya stereotipe ini justru dapat menyebabkan terjadinya salah mewakili dan salah pengertian.
  • Sering menyederhanakan ide atau peristiwa, sehingga dapat salah mewakili sesuatu.
  • Apabila guru salah memanfaatkannya dan salah memberikan penjelasan, maka akan membingungkan peserta didik saja.

Komik
    Komik pada mulanya adalah suatu bentuk ajian ceritera dengan menggunakan seri gambar yang lucu. Tetapi dewasa ini pengertian komik diperluas dan semua ceritera bergambar disebut komik. Banyak buku-buku komik yang secara komersial sangat laris untuk dibaca oleh anak-anak usia sekolah, bahkan oleh orang dewasa. Hal ini antara lain disebabkan oleh ceriteranya yang sederhana, mudah ditngkap dan dipahami isinya. Komik yang diterbitkan untuk tujuan komersial dan informasi lebih banyak jumlahnya dari pada komik yang sengaja dirancang untuk tujuan pembelajaran.

Ciri-ciri komik
Mengapa komik komersial lebih disukai dan lebih laris jika dibandingkan dengan komik jenis lain? Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya ciri-ciri khas komik sebagai berikut:

Bersifat personal
Dengan membaca komik sanggup membawa pembacanya untuk terlibat secara emosional dengan pelaku utama dalam cerita komik itu.

Humor yang kasar
Penggunaan bahasa lisan dan mudah dimengerti oleh orang awam.

Bahasa percakapan atau bahasa pasaran
Dengan digunakannya bahasa percakapan sehari-hari akan lebih mengena bagi pembaca. Penyederhanaan perilaku yang menggambarkan moral atau jiwa pelaku. Pola perilaku dalam ceritera komik cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka.

Bersifat kepahawanan
Isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuja pahlawannya Komik-komik yang diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan dan lembaga-lembaga non-profit lainnya cen-derung isinya bersifat informatif. Pada umumnya lebih dapat digunakan sebagai media pembelajaran daripada komik komersial.
     
      Dalam usaha menggunakan buku komik sebagai media pembelajaran, perlu kita mendekatinya secara kritis dengan mengajukan beberapa pertanyaan penguji sebagai berikut.
a. Apakah keuntungan dan kerugiannya apabila kita menggunakan komik tersebut?
b. Adakah bahaya yang menyelinap di sana? Terutama hal yang menyangkut pertimbangan moral/nilai.
c. Bagaimana guru dapat menggabungkan dengan media yang lainnya?

Peta Datar
Peta adalah penyajian visual yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi atau sebagian daripadanya dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan simbol visual lainnya, sehingga dapat menggambarkan kedudukan lokasi suatu tempat, luas, jarak tempat dan keadaan dalam bentuk perbandingan dengan menggunakan skala tertentu. Peta dan globe adalah alat media yang biasa dipergunakan dalam pelajaran Ilmu Bumi atau Ilmu Pengetahuan Sosial pada umumnya.

Tujuan penggunaan peta
Pada umumnya peta dibuat untuk tujuan-tujuan antara lain:
a. Memberikan keterangan tentang wilayah, jarak, arah, bentuk dan luas serta hubungan-hubungannya.
b. Menggambarkan kondisi atau keadaan alam dari masing-masing tempat atau daerah secara simbolis.
c. Membantu siswa untuk memahami posisi dari kesatuan politik suatu daerah, wilayah, atau negara.
d. Melengkapi dasar visual guna perbandingan dan per-kembangan.
e. Memberikan pengertian untuk mempelajari regional.
f. Merangsang minat terhadap masalah-masalah kepen-dudukan dan pengaruh geometrik suatu daerah.
   Jenis-jenis peta ditinjau dari sudut isinya Ditinjau dari isi yang ditampilkan peta dapat dibedakan sebagai berikut.

Peta keadaan alam
     Peta ini melukiskan keadaan tanah dan air dari tingkatnya yang sederhana sampai ke tingkat yang kompleks.Adakalanya menggabungkan proyeksi data khusus seperti dataran tinggi, dataran rendah, gunung, temperatur, curah hujan dan salju, tumbuh-tumbuhan dan keadaan tanah.Untuk melukiskan keadaan itu para ahli Geografi menggunakan simbol-simbol tertentu dan warna. Peta keadaan alam merupakan tipe dasar daripada segala jenis peta yang lain. Oleh karena itu harus dipelajari secara lebih mendalam.

Peta politik/ kenegaraan
Peta politik adalah peta yang menggambarkan batas-batas dalam arti politis yang dibuat oleh manusia di atas permukaan bumi seperti batas-batas negara, propinsi, kabupaten dan sebagainya.

Peta ekonomi
      Peta ini menggambarkan hasil-hasil suatu daerah atau daerah industri serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan perekonomian. Walaupun demikian peta ini juga tidak mengabaikan keadaan alam suatu daerah sejauh ada hubungannya dengan kehidupan perekonomian.

Peta ethnologi
       Peta ini menunjukkan keadaan bangsa-bangsa (ethnis) atau suku bangsa dari mana mereka berasal atau di daerah mana mereka hidup. Caranya ialah dengan memberikan simbol-simbol atau warna-warna, di mana warna tertentu menunjukkan daerah ethnis ter-tentu.

Peta sejarah
        Peta sejarah sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan peta politik dan peta keadaan alam. Sebab peta sejarah menggambarkan keadaan geografis suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan jaman tertentu.
Jenis peta ditinjau dari sudut bentuknya
Ditinjau dari sudut bentuknya, peta dapat dibedakan menjadi peta tiga dimensi (peta timbul) dan peta dua dimensi (peta datar). Peta timbul akan dibahas pada bagian lain modul ini, sedangkan peta datar dapat dibedakan menjadi:

Peta garis besar pada papan tulis
       Peta ini melukiskan keadaan tanah dan air secara global, selebihnya dibuat kosong. Peta ini dapat dibuat pada papan tulis dengan bantuan alat teknis yang disebut stensil papan tulis, sehingga dapat dibuat dalam waktu singkat.

Peta garis besar untuk peserta didik
      Peta ini disiapkan oleh guru yang diperbanyak dengan stensil atau foto-copy, kemu-dian dibagikan kepada peserta didik-peserta didik. Peta ini dapat diisi oleh peserta didik-peserta didik sesuai dengan tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.

Peta dinding
      Peta ini merupakan peta jadi yang diperlukan untuk kepentingan kelompok. Oleh karena itu harus jelas, mudah dilihat, isinya akurat baik ukuran perbandingannya maupun penggunaan simbol-simbol warnanya. Peta dinding dapat dibeli dari pabrik yang membuat-nya atau dibuat sendiri oleh guru dengan memperbesar peta yang bersumber dari buku Atlas.

Atlas
    Atlas adalah merupakan kumpulan dari berbagai jenis peta dan bahan-bahan geografis lainnya yang merupakan kamus geografi yang lengkap. Dengan Atlas ini peserta didik-peserta didik akan memperoleh data geografis yang akurat. Dengan demikian peserta didik akan belajar secara lebih mendalam tentang ilmu bumi. Oleh karena di muka bumi ini selalu terjadi perubahan-perubahan, baik yang dibuat oleh manusia maupun oleh keadaan alam, maka Atlas biasanya selalu diperbarui penerbitannya pada waktu-waktu tertentu. Atlas lebih kecil ukurannya daripada peta dinding, tetapi isinya lebih mendetail.

Membuat peta dinding
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat peta dinding, antara lain ialah:
  • Tingkat kemudahan untuk dilihat : Peserta didik hendaknya dapat melihat atau membaca peta yang disajikan tanpa gangguan. Karena itu peta harus dibuat dengan teliti, sederhana dan dapat dilihat dengan baik dari jarak tertentu, yaitu bagi peserta didik yang duduknya paling belakang di kelas.
  • Detail peta : Tingkat detail peta hendaknya dibuat sesuai dengan keperluannya penggunaannya. Peta yang sangat mendetail justru akan sangat menyulitkan peserta didik dalam belajar. Jadi detail peta tergantung pada siapa yang akan menggunakannya. Misalnya peta dinding untuk peserta didik-peserta didik SD tentu saja tidak dibuat sedetail peta dinding untuk anak SMP dan sebagainya.
  • Skala :Menentukan skala dalam membuat peta dinding haruslah teliti. Ukuran skala yang tidak teliti dan pasti justru akan membingungkan peserta didik-peserta didik.
  • Lambang visual : Apakah peta itu terlalu banyak menggunakan lambang-lambang visual yang harus diingat peserta didik? Bila guru membuat peta dinding hendaknya konsisten dalam menggunakan lambang-lambang visualnya.Misalnya lambang untuk kota besar, ibu kota, jalan kereta api, jalan raya, batas-batas propinsi, kabupaten dan sebagainya.
  • Warna: Penggunaan warna merupakan bagian penting dalam membuat peta dinding. Dalam peta penggunaan warna bukanlah sebagai hiasan belaka, tetapi setiap warna yang dibuat mengandung arti khusus. Terlampau banyak warna yang digunakan justru akan membi-ngungkan peserta didik saja.
  • Tingkat pengertian yang dikandung : Apakah peta yang dibuat sesuai dengan tingkat pengetahuan peserta didik yang akan menggunakannya? Apakah sangat mendetail, sehingga menuntut banyak kecakapan dari peserta didik untuk memahaminya? Apakah materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik?
  • Sudat pandang :Apakah peta itu mendorong para peserta didik untuk memikirkan dunia dari sudut pandang yang berlainan dari sudut pandangnya sendiri?
  • Daya tahan: Apakah peta itu akan tahan lama untuk dipergunakan di dalam kelas? Periksalah kualitas penggulung, kerangka, ketahanan kertas dan lapisannya. Pendek kata peta itu secara fisik harus kuat dan tahan lama, sehingga dapat dipergunakan dengan baik untuk waktu yang cukup lama.

MEDIA CETAK
Tujuan Khusus
Setelah anda mepelajari materi penggalan ini, anda diharapkan dapat:
  1. Menjelaskan manfaat buku pelajaran
  2. Menjelaskan keuntungan penggunaan buku pelajaran.
  3. Menjelaskan cara-cara penggunaan buku pelajaran secara baik.
  4. Menjelaskan kegunaan surat kabar dan majalah sebagai media pembelajaran.
  5. Menerangkan cara pemanfaatan surat kabar dan majalah bagi siswa.
  6. Menjelaskan cara memanfaatkan surat kabar dan majalah sebagai media pembelajaran.
  7. Menjelaskan cara menggunakan ensiklopedi oleh siswa.
  8. Menjelaskan manfaat buku suplemen bagi siswa.
  9. Menjelaskan cara memilih buku suplemen yang tepat sebagai media pembelajaran.
  10. Menjelaskan maksud pengajaran berprograma.
  11. Menjelaskan jenis-jenis pengajaran berprograma.
  12. Menjelaskan pengertian pengajaran modular.
  13. Menjelaskan ciri-ciri pengajaran modular.
  14. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan pengajaran modular.
M edia Cetak
     Dalam dunia pendidikan dikenal adanya empat perkembangan besar sepanjang sejarah perkembangannya. Perkembangan besar pertama terjadi ketika dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru yang disebut “guru”, yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan sebagai pengganti orang tua sendiri sebagai pendidik anak. Perkembangan ini merupakan pergeseran dari pendidikan di rumah ke arah pendidikan di sekolah yang diselenggarakan secara formal.
    Perkembangan besar ke dua terjadi dengan dipakainya bahasa tulisan di samping bahasa lisan dalam menyajikan ajaran. Perkembangan besar ke tiga ialah ditemukannya teknik pencetakan serta diikuti dengan tersedianya buku dalam jumlah besar. Perkembangan ke empat terjadi dengan mulai masuknya teknologi dengan produk berupa alat mekanik, optik dan elektronik. Ke-empat perkembangan inilah yang oleh Eric Ashby disebut “The Fourth Revolutions” dalam dunia pendidikan. Khusus dalam bidang pencetakan, yaitu dengan ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg tahun 1456, kemudian berkembanglah berbagai produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya.
    Berikut ini dibahas beberapa jenis media cetak dengan karakeristiknya masing-masing. Media cetak yang dibahas ialah buku pelajaran, surat kabar/ majalah, ensiklopedi, buku suplemen, pembelajaran berprogama dan pembelajaran modular.

Buku Pelajaran
     Buku pelajaran atau sering disebut buku teks (textbook materials) adalah suatu sajian dalam bentuk bahan cetakan yang disusun secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi/ mata pelajaran tertentu.

Manfaat buku pelajaran
Manfaat atau fungsi umum buku pelajaran antara lain ialah:
  • Sebagai alat/bahan belajar secara perseorangan.
  • Sebagai bahan dan pedoman guru dalam mengajar.
  • Sebagai alat pendorong peserta didik untuk memilih teknik belaja yang sesuai.
  • Sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasikan bahan pelajaran.
Keuntungan penggunaan buku pelajaran
  • Lebih ekonomis. Siswa yang memiliki sendiri buku pelajaran dapat mempelajarinya sendiri di rumah berkali-kali dan setiap saat.
  • Komprehensif dan sistematis. Karena buku pelajaran menyajikan materi pelajaran atau mungkin pokok-pokok pelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah, maka perbendaharaan pengetahuan yang diterima peserta didik akan lebih komprehensif dan sistematis.
  • Dapat mengembangkan sikap mandiri dalam belajar. Melalui buku pelajaran memungkinkan belajar mandiri, menyelidiki sendiri, mencobakan sendiri dan berbagai kegiatan individual lainnya.
Menggunakan buku pelajaran Beberapa hal yang dapat dilakukan siswa dengan belajar melalui buku pelajaran, antara lain:
  • Buatlah resume dari buku pelajaran yang telah dibaca.
  • Buatlah pertanyaan-pertanyaan agar lebih memahami secara kritis isi buku pelajaran.
  • Jawablah pertanyaan atau soal-soal latihan (jika ada) dan bila perlu diskusikan bersama teman.
  • Catat istilah-istilah khusus yang ada pada buku yang dibaca dan cobalah pahami artinya secara tepat. Bila perlu, tanyakan pada guru anda.
  • Adakan percobaan sendiri terhadap hal-hal yang mungkin hanya dipahami secara baik melalui praktek.
  • Tanyakan kepada guru atau orang lain yang lebih tahu tentang hal-hal yang belum dipahami secara baik.
Surat Kabar dan Majalah
     Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi massa dalam bentuk cetakan yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pada umumnya. Surat khabar (the newspaper) dan majalah (magazines) ditinjau dari segi isinya dapat dibedakan menjadi surat kabar dan majalah umum serta surat kabar dan majalah khusus, seperti surat kabar dan majalah kampus/ sekolah. Tentu saja surat kabar dan majalah kampus/ sekolah sasarannya terbatas kepada pelajar/mahasiswa saja, walaupun dimungkinkan untuk memberikan informasi bagi masyarakat luas.

Fungsi surat kabar dan majalah
Beberapa hal yang dapat dipelajari anak melalui surat kabar dan majalah antara lain:
  1. Dapat mempelajari bahan-bahan bacaan yang hangat dan masalah-masalah aktual.
  2. Mendapatkan data kejadian mutakhir tentang hal-hal yang sedang menjadi berita yang menarik perhatian kalayak ramai.
  3. Bermanfaat sebagai sarana belajar menulis artikel, gagasan atau opini yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
  4. Memperkaya perbendaharaan pengetahuan, baik masalah-masalah lokal, regional maupun internasional.
  5. Bahan membuat kliping dan dapat digunakan sebagai bahan untuk display di papan tempel (majalah dinding).
  6. Meningkatkan kemampuan membaca kritis dan ketram-pilan dalam berdiskusi.
Memanfaatkan surat kabar dan majalah
     Agar surat kabardan majalah dapat dimanfaatkan secara efisien oleh siswa pembacanya, maka guru perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Berilah motivasi kepada anak, bahwa membaca surat kabar dan majalah bukanlah merupakan pemborosan waktu, tetapi banyak manfaat yang akan diperoleh darinya.
  2. Berilah tugas-tugas yang memungkinkan anak mencari bahan bacaan dari sumber surat kabar dan majalah.
  3. Tampilkan kliping-kliping buatan siswa yang bagus, agar menarik minat siswa yang lain untuk membuatnya.
  4. Adakan diskusi dan pemecahan masalah dengan topik yang diambil dari surat kabar dan majalah.
  5. Berilah penilaian dan penghargaan yang wajar terhadap siswa yang telah berkarya, baik menulis artikel, menampilkan display, maupun yang membuat kliping surat kabar dan majalah.
Ensiklopedi
     Ensiklopedi atau kamus besar yang memuat berbagai peristilahan ilmu pengetahuan terbaru akan menjadi sumber belajar yang penting bagi siswa. Banyak konsep-konsep yang sulit dimengerti oleh siswa karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga konsep-konsep peristilahan itu sendiri berubah dan berkembang maknanya.
Penggunaan ensiklopedi memang merupakan sumber belajar penunjang, di samping buku-buku referensi dan buku-buku suplemen yang lainnya. Hal yang penting diperhatikan ialah bagaimana guru dapat memotivasi siswa dan memberikan petunjuk yang tepat dalam menggunakan buku ensiklopedi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam membimbing siswa menggunakan ensiklopedi antara lain:
  1. Tanamkan pengertian bahwa suatu istilah atau kata dapat memiliki arti yang bermacam-macam ditinjau dari konteks atau ilmu pengetahuan tertentu.
  2. Berilah petunjuk kepada siswa agar memilih buku ensiklopedi edisi terbaru, atau paling tidak pilihlah yang terbaru dari terbitan yang ada.
  3. Siswa harus tahu bagaimana menggunakan ensiklopedi sesuai dengan petunjuk yang ada pada buku tersebut.
  4. Usahakan agar siswa selalu mencatat hasil penyeli-dikannya dengan baik.
Buku Suplemen
     Buku suplemen (supplementary books) adalah buku-buku yang berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi siswa untuk menambah, memantapkan pengetahuannya tentang hal yang menjadi pusat perhatiannya untuk dipelajari atau mata pelajaran yang sedang dipe-lajari.Buku suplemen mungkin dibuat dengan sengaja sebagai bahan pengayaan pelajaran tertentu, tetapi dapat juga tidak berkaitan langsung dengan pelajaran tertentu.
Hal yang termasuk buku suplemen di sini ialah karya fiksi maupun karya non fiksi yang disusun oleh para penulis yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Dengan mem-pelajari buku suplemen berarti memberikan kesempatan kepada anak untuk memenuhi minat-minat individualnya dengan bebas. Dengan mempelajari buku suplemen ini siswa dapat melengkapi atau memperkaya pengalamannya, sehingga tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dapat dilaksanakan lebih baik pula.
     Ada bermacam-macam buku suplemen yang dapat dipelajari siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, baik yang berupa brosur-brosur, buku indeks atau petunjuk khusus menggunakan sesuatu, buku direktori, maupun buku-buku karya fiksi seperti novel, buku roman atau karya-karya fiksi lainnya. Dalam sistem sekolah yang menggunakan bahan belajarnya melalui paket pembelajaran dengan modul, buku suplemen ini disebut bahan pengayaan (enrichment).
     Mungkin di sekolah anak-anak tidak diberi pelajaran seperti “Menambah rasa percaya diri sendiri”, “Bagaimana menjadi pribadi yang menarik” atau “Belajar karate tanpa guru” dan judul-judul buku yang menarik lainnya. Namun dengan buku-buku saku dengan format yang kacil dan menarik anak-anak akan bertambah perbendaharaan penge-tahuan, ketrampilan dan sikap-sikap baru yang semakin menambah kemantapan kepribadiannya.


Media Tiga Dimensi
     Media tiga dimensi adalah media yang berupa model, boneka atau benda sesungguhnya. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Model padat, model penampang, model susun, model kerja dan diorama.

1. Model padat
    Model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan acapkali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utama dari bentuk, warna dan susunannya. Kegiatan membuat model oleh para siswa sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realistic pada dirinya. Misalnya siswa diberi tugas membuat peta timbul, gunung api, pegunungan dan sebagainya.

2. Model Penampang
    Model penampang yaitu media tiga dimensi yang memperlihatkan bagaimana sebuah objek tampak, apabila bagian permukaannya dibuang untuk mengetahui susunan dalamnya, misalnya model penampang melintas dari lapisan bumi.

3. Model susun
    Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Seorang guru mempersiapkan peta yang terbuat dari kayu atau benda padat lainnya yang terdiri dari bagian-bagian tertentu. Selanjutnya siswa disuruh menyusun bagian-bagian itu agar ia bermakna

4. Model kerja
   Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli dan mempunyai  beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Misalnya pembuatan alat pengukur kekuatan gempa (seismograg), pembuatan alat pengukur hujan (hygrometer), bendera angina, winscope tata surya dan sebagainya.

5. Diorama
   Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini, bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Dalam mata pelajaran geografi dibuat diorama berupa gua tiruan dengan bahan dari kertas semen bekas. Disana dapat dilihat stalaktit dan stalakmit, bisa juga dibuat mengenai lingkungan hidup dan sebagainya. Pada bagian inmi dibahas media pembelajaran tiga dimensi yang terdiri atas media benda sebenarnya, media benda tiruan dan perangkat media tiga dimensi yang lainnya

Pengertian Benda Asli
     Salah satu bentuk media pembelajaran yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas pengajaran, penggunaan benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan kongkrit. Karena segala peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi dengan media sebenarnya tersebut, cukuplah untuk mendapatkan peng-alaman langsung, lengkap dan kesan yang mendalam dari apa yang dipelajari, tepatlah apabila kita belajar melalui benda-benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang menyebut media ini sebagai alat peraga langsung.
    Pengertian yang termasuk dalam kategori media pembelajaran yang sebenarnya, baik benda yang hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan, di samping benda mati dan benda tak hidup (anorganik). Ada dua cara yang ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya, yaitu membawa kelas ke dunia luar atau membawa dunia ke dalam kelas. Untuk membawa kelas ke dunia luar caranya dapat melalui Widyawisata/Karyawisata, yaitu perjalanan ke luar kelas atau sekolah (wisata) untuk tujuan belajar (widya). Sedangkan untuk dapat membawa dunia (luar) ke dalam kelas adalah dengan cara menggunakan specimen atau barang contoh, yaitu benda-benda aseli baik dalam keadaan hidup dan utuh, maupun dalam keadaam mati ataupun sebagian dari benda aseli itu untuk diperagakan atau dipelajari di kelas atau di dalam ruang laboratorium khusus untuk pelajaran tertentu.

Media Benda Tak asli atau Tiruan
     Media tiruan atau Model adalah merupakan tiruan dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa sehingga serupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal yang lainnya. Meskipun semua orang tahu, bahwa belajar melalui pengalaman lang-sung atau melalui benda sebenarnya mempunyai sejumlah keuntungan, perlu diketahui juga bahwa sejumlah besar keterbatasan akan teratasi dengan penggunaan model.

Model Irisan
     Untuk memperlihatkan struktur bagian dalam suatu bentuk atau obyek agar men-dapatkan pengertian yang jelas tentang bagian-bagiannya maka digunakanlah model irisan. Model irisan ini dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk- tur bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan untuknya.

Model Lapangan
     Model lapangan ini dibuat untuk menerangkan suatu daerah tertentu atau kondisi wilayah tertentu. Misalnya pelabuhan udara, daerah perkebunan, proyek perumahan, dan sebagainya, Model lapangan dibuat untuk memperjelas lokasi suatu bangunan tertentu. Tentu saja model lapangan ini perlu dilengkapi dengan berbagai bentuk model yang sedang disederhanakan. Biasanya model semacam ini disebut maket (maquette).Walaupun dilengkapi dengan berbagai model yang disederhanakan dan juga menggunakan prinsip model perbanding-an, dalam model ini yang diutamakan adalah bentuk kejelasan lokasinya. Dengan model ini orang yang akan mempelajari atau menyelidiki lokasi suatu daerah akan mendapat kejelasan yang memadai melalui model ini.

Model Susunan
    Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang aslinya dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula.

Model Utuh
    Pada suatu saat guru mengalami kesulitan untuk menerangkan suatu obyek yang sebenarnya tidak terlalu kecil, sehingga mudah untuk dapat dilihat dengan mata dan juga tidak terlalu besar, sehingga mudah untuk dibawa masuk kelas, tetapi benda asli yang dimaksudkan tidak ada lagi atau tidak mudah terjangkau karena tempatnya sukar untuk dicapai atau benda tersebut terlalu rawan untuk ditampilkan langsung misalnya mudah hancur, mudah membusuk dan sebagainya.
Untuk mengatasi problem tersebut di atas, maka guru berusaha membuat tiruan yang baik bentuk dan ukurannya ini disebut model utuh. Umumnya model ini dapat dibuat dari bahan plastik atau bahan karet.

Peta dan Macamnya

Peta Timbul
    Peta timbul adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Secara fisik peta timbul adalah termasuk model lapangan juga, walaupun untuk obyek lokasi yang lebih luas. Peta timbul mempunyai ukuran panjang, lebar, dan dalam (lekukan relief). Keuntungan peta timbul jika dibandingkan dengan peta datar adalah lebih mudah memberikan pengertian atau gambaran tentang keadaan permukaan bumi.
     Dengan melihat peta timbul siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak tepi pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah, danau-danau, dan sebagainya. Siswa akan mudah memperoleh pengertian atau memahami mengapa tinggi tempat/gunung diukur dari permukaan air laut dan sebagainya.
     Peta timbul dapat dibuat oleh guru oleh guru bersama siswa. Dengan demikian akan dapat memupuk daya kreasi dan imajinasi siswa. Disamping itu dapat pula memupuk rasa tanggungjawab bersama terhadap hasil karya bersama. Berbagai macam bahan yang dapat dipakai untuk membuat peta timbul, antara lain: semen, tanah liat, serbuk gergaji, bubur kertas koran, dan lain-lain. Tentu saja pemilihan bahan yang akan dipakai harus disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang akan dibuat. Misalnya apabila kita akan membuat peta timbul ukuran besar yang diletakkan dihalaman sekolah, lebih tepat bila menggunakan semen dan pasir. Sedangkan untuk membuat peta timbul yang dapat dipakai di dalam kelas dan dengan mudah dapat dibawa dari kelas yang satu ke kelas yang lain, lebih tepat kalau dibuat dari bahan yang ringan, yaitu bubur kertas koran.

Perangkat Lain Media Tiga Dimensi
      Pada bahasan ini dibicarakan beberapa media tiga dimensi yang bukan karena aseli atau tiruannya dibahas disini tetapi karena perangkatnya atau unsur perangkatnya berwujud tiga dimensi. Berturut-turut dibahas Mock-up, Diorama, Ritatoon, Rotatoon, dan Standar Lembar Balik.

Mock-up
     Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-up traffick light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi yang tepat.
     Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
      Contoh yang lain misalnya seorang calon pilot pesawat terbang menggunakan mock-up yang berupa tiruan cockpit pesawat yang lengkap dengan semua panel yang persis seperti pada cockpit pewasat terbang yang sebenarnya. Hanya untuk situasi yang menggambarkan landasan pacu dan landasan untuk landing pesawat, serta suasana lalu lintas udara digambarkan dalam video pada layar monitor yang ada di depan sang calon pilot tersebut. Dengan peralatan seperti ini sang calon pilot dapat berlatih melakukan take-off maupun landing/mendaratkan pesawatnya dengan benar dan aman.
     Banyak juga mock-up yang sengaja dibuat dan perdagangkan sebagai mainan anak-anak. Misalnya mock-up kapal-kapalan yang dilengkapi dengan baling-baling sebagai tenaga pendorong dan dapat berjalan/meluncur di air, mock-up lokomotif atau mock-up mesin uap yang dapat berfungsi persis seperti lokomotif atau mesin uap yang sebenarnya, yaitu dengan jalan mengisi air pada tangki mesin tersebut, kemudian ketel kita bakar (dengan bahan bakar spiritus misalnya). Begitu air mendidih maka lokomotif tersebut dapat bekerja persis seperti lokomotif yang asli.

Diorama
     Yang dimaksud dengan diorama adalah medium berupa kotak atau bentuk tiga dimensi yang lain yang melukiskan suatu pemandangan yang mempunyai latar belakang dengan prespektif yang sebenarnya, sehingga menggambarkan suatu suasana yang sebenarnya. Diorama adalah merupakan gabungan antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil, tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
    Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih “hidup”.
      Diorama yang dibuat dengan ukuran yang besar atau mendekati ukuran sebenarnya misalnya diorama yang terdapat/dibuat di lantai dasar Museum Nasional (MONAS) di Jakarta. Diorama ini menggambarkan sejarah perkembangan bangsa Indonesia ini mulai dari jaman purba sampai dengan jaman modern, yaitu sampai dengan peristiwa-peristiwa penting di tahun 1960-an. Dengan demikian maka para penonton akan mendapat gambaran yang agak lengkap dan runtut tentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.
     Demikian pula seri diorama yang terdapat di Museum Satria Mandala Jakarta juga dipajang sejumlah diorama yang mengambarkan sejarah perkembangan dari Tentara Nasional kita (TNI) mulai jaman pra-kemerdekaan sampai pada masa bangsa Indonesia sadah mengalami kemajuan seperti sekarang ini. Di Museum Lobang Buaya juga dilengkapi dengan ruang diorama yang dibuat mengenang peritiwa Lobang Buaya tahun 1965. Pada diorama tersebut selain ukuran model dari tokoh-tokohnya yang dibuat dalam ukuran asli juga dikenakan pakaian/kostum aslinya yang pernah dipakai oleh para tokoh dalam peristiwa sejarah tersebut. Sehingga dengan diorama yang dibuat dengan cara ini akan lebih memberikan kesan “hidup” atau menghidupkan kembali peristiwa masa lalu, serta bagi penonton yang melihatnya akan lebih berkesan mendalam baginya.
Beberapa contoh diorama di atas semuanya adalah diorama yang dipajang secara permanen, sehingga penonton atau pengunjunglah yang berkeliling untuk menontonnya. Sedangkan untuk diorama yang dipertontonkan di kelas adalah diorama yang tidak permanen, artinya bisa dipindah-pindahkan sewaktu-waktu dan disimpan jika selesai digunakan. Oleh sebab itu diorama jenis ini harus dibuat dari bahan yang cukup ringan dan ukurannyapun tidak terlalu desar, tetapi dapat dilihat dengan jelas bila dipertontonkan di kelas. Berikut kita bahas tentang diorama yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.

Ritatoon
     Ritatoon adalah serangkaian gambar berbingkai atau gambar seri. Jadi sebenarnya wujut gambarnya sendiri bukan tiga dimensi, melainkan dua dimensi.Tetapi karena perangkat untuk meletakkan gambar berbingkai tersebut tiga dimensi, maka ritatoon termasuk golongan media yang ujud perangkatnya tiga dimensi.
     Tempat gambar seri tersebut berupa sebuah papan yang diberi lajur-lajur berlobang/seperti parit untuk menempatkan bingkai-bingkai gambar tadi secara vertikal dan berjajar. Ritatoon terdiri dari seri beberapa gambar dapat 5 atau enam dan dapat pula lebih banyak lagi. Pada tiap gambar dibaliknya terdapat sketsa gambar yang serupa dengan gambar yang ditampilkan dengan sedikit keterangan tentang gambar tersebut. Satu set gambar seri yang dipersiapkan merupakan serangkaian gambar yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Rotatoon
    Rotatoon sebenarnya prinsipnya adalah gambar seri juga. Bedanya dengan ritatoon adalah rotatoon merupakan gambar seri yang berhubungan. Rotatoon dibahas dalam media tiga dimensi bukan karena gambarnya, melainkan karena perangkat untuk menampilkan berujud tiga dimensi. Rotatoon sebenarnya adalah merupakan penggunaan semacam “wayang beber” yang disempurnakan.
    Dengan menggunakan kotak persegi panjang yang dilobangi bagian muka dan bagian belakangnya, sehingga dapat terlihat gambar-gambar yang telah digulung pada gulungan yang diletakkan pada bagian tepi kotak tersebut. Besar lobang yang kita buat adalah dengan perbandingan seperti pada layar televisi. Dengan alat pemutar gambar seri tersebut dapat ditampilkan secara berurutan. Dengan kata lain rotatoon adalah semacam film strip tanpa proyeksi. Lobang depan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai layar telivisi dan dengan demikian akan menarik perhatian anak.
    Mengingat sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia belum memiliki alat-alat pro-yeksi dan banyak daerah belum berlistrik maka rotatoon dapat digunakan sebagai pengganti film strip. Sekali membuat rangkaian gambar/gulungan gambar seri, dapat dipakai berulang-ulang, asal disimpan dengan baik dan jangan sampai dibuat mainan sendiri oleh anak-anak.
Penggunaan ritatoon pada prinsipnya sama dengan gambar seri yang lain, yaitu pada bagian belakang setiap gambar tersebut dilengkapi sketsa dari gambar yang berada di depannya. Dengan cara demikian guru tidak perlu melihat lagi ke depan pada waktu menje-laskan atau menceritakan gambar tersebut. Untuk ukuran ideal sebuat rotatoon sebaiknya kita buat seperti proporsi lebarnya layar televisi. Jika kelas dapat melihat gambar secara jelas televisi yang berukuran 25 inci, maka lebar tempat gambar untuk rotatoon juga kita buat sebesar itu.
Standar Lembar Balik
    Sesuai dengan namanya Standar Lembar Balik adalah standar yang dapat dipakai untuk menyajikan gambar seri dengan cara membalik-balik gambar seri tersebut. Media ini digolongkan tiga dimensi karena perangkat yang digunakan berujud tiga dimensi, yaitu standarnya. Alat ini dibuat dari standar yang berkaki empat dan seberkas gambar/bagan yang telah tersusun sesuai dengan urutan penyajiannya. Bahan untuk membuat standar ini dapat dibuat dari kayu, bambu, rotan, atau dapat juga dari besi. Tentu saja jika dibuat dari besi cara membuatnya juga lebih sukar, biasanya lebih mahal, tetapi penggunaannya lebih tahan lama dan lebih kuat.